ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN BANK ( TKS ) PADA PT BPR PRIMANADI, TAHUN 2008.*
Posted by : Unknown
Senin, 11 November 2013
Abstrak.
Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang keuangan yang
melaksanakan kegiatan usaha perbankan secara konvensioal atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. BPR sebagai lembaga keuangan
merupakan lembaga kepercayaan, karena
merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary), antara pihak yang kelebihan dana yang
mempercayakan pengelolaan dananya kepada BPR untuk menyalurkannya kepada pihak
yang memerlukan dana berupa kredit. Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat,
BPR harus meningkatkan kinerja
keuangannya dari waktu ke waktu, karena
hanya dengan memiliki kinerja yang baik, maka lembaga perbankan khususnya BPR
akan terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, khususnya dalam menyimpan
kelebihan dana yang dimiliki oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan tingkat kesehatan PT BPR Primanadi dengan menganalisis kinerja
keuangannya berdasarkan metode CAEL. Dengan
metode penelitian deskriptif dan metode
pengumpulan data secara kasus, serta cara analisis dengan menghitung
rasio-asio keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan bank tersebut,
diperoleh hasil bahwa PT BPR Primanadi merupakan BPR yang masuk kategori sehat,
dengan melihat indikator-indikator rasio keuangannya, seperti CAR yang sebesar
17,18 %; rasio KAP sebesar 0,76 %; rasio NPL sebesar 1,48 %;
rasio BOPO sebesar 70,02 %; rasio ROA sebesar 4,57 %; rasio kas (cash ratio) sebesar 3,55 % dan
rasio LDR sebesar 77,95 %.. Dari rasio-rasio tersebut hanya rasio kas (cash
ratio) yang berada pada kategori cukup sehat, sedangkan rasio-rasio yang lain
telah melampaui persyaratan sebagai bank yang sehat. Dari hasil penilaian
inerja keuangan tersebut, disarankan agar PT BPR Primanadi terus mempertahankan
predikat bank yang sehat, dan ke depan agar berusaha meningkatkan rasio kasnya
agar semua indicator kesehatan bank dapat terpenuhi sehingga PT BPR Primanadi
menjadi lembaga keuangan mikro yang dapat dipercaya oleh masyarakat.
Kata Kunci : Bank Perkreditan Rakyat, Kinerja
Keuangan, Rasio Keuangan, Indikator Tingkat Kesehatan Bank.
* Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas
Mahasaraswati Mataram.
PENDAHULUAN
Dampak krisis keuangan yang melanda Indonesia,
khususnya daerah NTB pada tahun 2008
tidak menunjukkan adanya tekanan terhadap industri perbankan. Hal ini
tercermin dari indikator dana pihak
ketiga yang berhasil dihimpun pada
posisi bulan Desember 2008 tercatat sebesar Rp. 5,17 trilliun. Di sisi kualitas
kredit, indikator non performing loan (NPL) juga terus mengalami penurunan yang
mengindikasikan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di NTB relatif belum
mempengaruhi kemampuan mengembalikan angsuran kredit (repayment capacity) debitur, khususnya debitur usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM). ( Statistik Ekonomi Keuangan Daerah NTB, Edisi Januari 2009).
Sebagai
lembaga kepercayaan masyarakat, BPR harus
meningkatkan kinerja keuangannya dari
waktu ke waktu, karena hanya dengan memiliki kinerja yang baik, maka
lembaga perbankan khususnya BPR akan terus mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat, khususnya dalam menyimpan kelebihan dana yang dimiliki oleh
masyarakat.
Untuk mengukur kinerja keuangan
BPR, alat ukur yang digunakan adalah
rasio-rasio keuangan, yang meliputi
rasio kecukupan modal, rasio likuiditas, rasio rentabilitas/ profitabilitas,
rasio efisiensi, rasio kualitas aktiva produktif, dan rasio solvabilitas. Dalam kaitannya untuk
mengukur tingkat kesehatan BPR, metode
yang digunakan disebut dengan metode CAMEL, yaitu dengan menilai rasio
permodalan (Capital), rasio kualitas aktiva produktif (Asset Quality), Manajemen (Management), rasio rentabilitas
(Earnings ability) dan rasio Likuiditas (Liquidity).
PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Primanadi merupakan salah satu BPR yang terdapat di kota Mataram, yang
menunjukkan perkembangan yang cukup pesat khususnya dalam 10 tahun terakhir,
yaitu sejak tahun 2000, di mana sebelum tahun 2000 BPR Primanadi merupakan BPR
yang terus merugi. Berkaitan dengan hal
tersebut di atas, penulis bermaksud menjadikan PT BPR Primanadi sebagai obyek
penelitian, untuk mengukur tingkat kesehatan BPR tersebut melalui kinerja
keuangannya, khususnya pada tahun buku 2008.
Sebagai gambaran kinerja PT BPR
Primanadi pada tahun buku 2008, berikut akan ditampilkan neraca publikasi, per
31 Desember 2008 sebagai berikut :
Tabel 1:
Neraca PT BPR Primanadi
Per 31 – 12 –
2008 ( Rp. 000)
No
|
Keterangan
|
Sandi
|
Jumlah (Rp.
000)
|
AKTIVA
|
|||
1
|
Kas
|
100
|
46.657
|
2
|
Antar Bank Aktiva 1)
|
120
|
14.060.406
|
3
|
Kredit yang diberikan 2)
|
130
|
46.424.567
|
4
|
Penyish Penghps Aktiva Produktif (PPAP)
3)
|
140
|
(493.030)
|
5
|
Aktiva tetap dan inventaris
|
||
a. Tanah dan gedung
|
161
|
179.066
|
|
b. Akumulasi penyust gedung
|
162
|
(57.236)
|
|
c. Inventaris
|
165
|
1.787.189
|
|
d. Akum penyust invetaris
|
166
|
(1.022.089)
|
|
6
|
Antarkantor aktiva
|
170
|
9.068.990
|
7
|
Rupa-rupa aktiva 4)
|
180
|
1.213.947
|
Total Aktiva
|
190
|
71.208.457
|
|
Passiva
|
|||
1
|
Kewajiban yg segera dpt dibayar
|
200
|
180.781
|
2
|
Tabungan
5)
|
210
|
12.802.240
|
3
|
Deposito Berjangka 6)
|
220
|
38.503.039
|
4
|
Antarbank Passiva 7)
|
240
|
2.281.913
|
5
|
Antarkantor Passiva
|
260
|
9.068.990
|
6
|
Rupa-rupa Passiva 8)
|
270
|
1.474.245.
|
7
|
Modal
|
||
a. Modal Dasar
|
281
|
5.000.000
|
|
b. Modal yang Belum Disetor
|
282
|
(2.500.000)
|
|
8
|
Cadangan
|
||
a. Cadangan umum
|
291
|
500.000
|
|
b. Laba yang Ditahan
|
295
|
1.600.000
|
|
9
|
Laba/Rugi
|
||
a. Laba Tahun Berjalan
|
307
|
2.297.259
|
|
Total
Passiva
|
310
|
71.208.457
|
Sumber : PT BPR Primanadi, 2009.
Dari neraca publikasi per 31
Desember 2008 di atas, terlihat bahwa asset yang dikelola oleh PT BPR Primanadi
sebesar Rp. 71.208.457.000,- di mana laba yang diperoleh pada tahun buku
tersebut adalah sebesar Rp. 2.297.259.000,-
Berkaitan dengan hal tersebut di
atas, perlu kiranya dilakukan analisis tentang kinerja keuangannya untuk
mengetahui tingkat kesehatan PT BPR Primanadi tahun 2008.
PERUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana tingkat kesehatan PT BPR
Primanadi, dilihat dari kinerja keuangannya ? “
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan dan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain adalah :
a.
Tujuan penelitian
-
Untuk mengetahui tingkat
kesehatan (TKS) PT BPR Primanadi dilihat dari kinerja keuangannya.
b.
Manfaat Penelitian
-
Hasil penelitian diharapkan
dapat dijadikan bahan kajian bagi pengurus maupun pengelola PT BPR Primanadi dalam pengambilan keputusan maupun
meningkatkan kinerjanya di masa mendatang
-
Sebagai referensi bagi peneliti
berikutnya, untuk menggali berbagai persoalan untuk dipecahkan dalam rangka
memperkuat lembaga BPR sebagai Lembaga Keuangan Mikro dalam menunjang pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah khususnya
di wilayah Nusa Tenggara Barat.
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian BPR adalah bank yang melaksanakan usaha secara
konvensional yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk umum BPR
dapat berupa Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Daerah (PD) dan Koperasi. (UU
No. 10 tahun 1998).
Tata cara penilaian tingkat
kesehatan BPR pada dasarnya hampir sama dengan penilaian tingkat kesehatan bank
umum, namun karena usaha yang boleh
dilakukan oleh BPR lebih terbatas dibandingkan dengan bank umum, maka terdapat
beberapa penyederhanaan dari penilaian tingkat kesehatan BPR.
Sesuai dengan SK DIR BI No.
30/12/KEP/DIR dan SE BI No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 tentang tata cara
penilaian tingkat kesehatan BPR, faktor-faktor
dan komponen CAMEL yang dinilai adalah sebagai berikut :
a.
Faktor Permodalan (Capital),
yaitu dengan menilai rasio permodalan (CAR), antara modal bank dengan aktiva
tertimbang menurut risiko, dimana komponen rasio CAR ini diberikan bobot
sebesar 30 %..
b.
Faktor Kualitas Aktiva
Produktif (Asset Quality), yaitu
penilaian kualitas asset yang mencerminkan kondisi asset bank dengan kemampuan
manajemen dalam mengelola kredit.
Komponen kualitas aktiva produktif ini dinilai berdsarkan :
-
Rasio Kualitas Aktiva
Produktif dengan bobot sebesar 25 b% dan
-
Rasio PPAP/NPL dengan bobot 5
%.
c.
Faktor Manajemen
(Management), yaitu dengan mengukur
keterampilan manajerial dan profesionalisme perbankan dari pengelola BPR. Aspek
manajemen mempunyai bobot sebesar 20 %. Aspek manajemen karena merupakan aspek yang
kualitatif, dalam pengukuran TKS yang berkaitan dengan kinerja keuangan BPR,
tidak dimasukkan dalam analisis penelitian ini.
d.
Faktor rentabilitas (Earning ability),
didasarkan pada dua rasio keuangan yaitu
:
-
Rasio ROA, yaitu perbandingan antara laba sebelum
pajak dengan rata-rata total asset, dengan bobot sebesar 5 %
-
Rasio BOPO yaitu perbandingan
antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, dengan bobot
sebesar 5 %
e.
Faktor likuiditas (liquidity),
yaitu mengukur rasio likuaiditas yang mencerminkan bagaimana suatu bank dapat
memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar semua deposannya serta
dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa penangguhan (Mulyono,
1995). Rasio yang diukur dalam faktor likuiditas ini adalah :
-
Cash rasio, yaitu perbandingan antara jumlah dana dengan jumlah
kewajiban lancar, dengan bobot sebesar 5
%
-
Rasio LDR, yaitu perbandingan
antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga yang dihimpun,
dengan bobot sebesar 5 %.
Adapun indikator kinerja keuangan dari komponen-komponen penilaian
Tingkat Kesehatan Bank (TKS), khususnya dilihat dari rasio-rasio yang keuangannya
(CAEL), adalah sebagai berikut :
Tabel 2 : Indikator keuangan masing-masing komponen penilaian TKS
Bank
No
|
Faktor CAEL
|
Nama Rasio
|
Skala Rasio
|
Predikat
|
1
|
Capital
|
C A R
|
> 8,0 %
> 7,9 % - < 8,0 %
> 6,5 % - < 7,9 %
< 6,5 %
|
Sehat
Cukup sehat
Kurang sehat
Tidak sehat
|
2
|
Asset Quality
|
KAP
|
0,00 % - < 10,35 %
>10,35 % - <
12,60 %
>12,60 % - <
14,85 %
> 14,85 %
|
Sehat
Cukup sehat
Kurang sehat
Tidak sehat
|
3
|
Earning Ability
|
a. ROA
|
> 1,215 %
>0,999 % - < 1,215 %
>0,765 % - < 0,999 %
< 0,765 %
|
Sehat
Cukup sehat
Kurang sehat
Tidak sehat
|
b. BOPO
|
< 93,52
> 93,52 - < 94,72
> 94,72 - < 95,92
> 95,92
|
Sehat
Cukup sehat
Kurang sehat
Tidak sehat
|
||
4
|
Liquidity
|
a. Cash Ratio
|
> 4,05 %
> 3,30 % - < 4,05 %
> 2,55 % - < 3,30 %
< 2,55 %
|
Sehat
Cukup sehat
Kurang sehat
Tidak sehat
|
b. LDR
|
< 94,75
> 94,75 - < 98,50
> 98,50 - < 102,25
> 102,25
|
Sehat
Cukup sehat
Kurang sehat
Tidak sehat
|
Sumber : SK DIR BI No.
30/12/KEP/DIR/97
METODE PENELITIAN
a. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu
penelitian yang menggambarkan suatu masalah yang ada pada waktu sekarang
berdasarkan pada cara pengumpulan data,
menyusunnya, menjelaskannya, menganalisis
dan menarik kesimpulan (Surakhmad, 1998, 139). Menurut Travers dalam Umar (2000, 22) metode
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung
pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
b. Lokasi
Lokasi penelitian pada PT BPR Primanadi, Jln. A.A. Gede Ngurah,
Cakranegara Kota Mataram. .
c. Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data
adalah metode kasus, yaitu penelitian yang berkaitan dengan suatu fase spesifik
atau khas dari keseluruhan personalitas. Subyek penelitian dapat saja individu,
kelompok, lembaga, maupun masyarakat (Nazir, 1998, 66). Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar
belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun
status dari individu yang kemudian dari
sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
c. Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan informasi
melalui data dokumentasi data terkait dengan penelitian ini.
d. Metode
Analisis Data
Metode analisis data dilakukan
dengan cara melakukan perhitungan terhadap kinerja keuangan bank, untuk
menentukan tingkat kesehatan bank, menggunakan metode CAEL, dengan rumus-rumus
sebagai berikut :
(1)
Faktor Capital
CAR = Modal Bank/ATMR x
100 %
(2)
Faktor Asset Quality
KAP = Total
APYD*/Total Aktiva Produktif
x 100 %
* APYD = aktiva produktif
yang diklasifikasikan
(3)
Faktor Earning Ability
a.
ROA = Laba sebelum pajak/Rata-rata Total
Asset x
100 %
b.
BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan
Operasional x 100 %
(4)
Faktor Liquidity
. a. Cash Ratio =
Jumlah dana / Jumlah kewajiban lancar
x 100 %
b. LDR =
Jml Kredit yang diberikan/Dana Pihak Ketiga x 100
%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan perumusan
masalah, dari hasil penelitian diperoleh
data-data yang berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan, yang terdiri dari
4 faktor yang terdiri dari faktor kapital/modal, kualitas asset, rentabilitas
dan likuiditas.
a.
Faktor Kapital.
Berkaitan dengan modal yang dimiliki oleh PT BPR Primanadi, untuk
menghiung rasio CAR, diperlihatkan pada tabel
berikut :
Tabel 3 : Struktur Modal dan
ATMR PT BPR Primanadi, Tahun 2008
No
|
Uraian
|
Jumlah ( Rp. 000)
|
1
|
Modal Inti
|
8.248.630
|
2
|
Modal
Pelengkap
|
228.681
|
3
|
ATMR*
|
49.347.362
|
* ATMR = aktiva tertimbang
menurut risiko.
Sumber : PT BPR Primanadi,
2009.
Dari tabel di atas, dapat dihitung rasio kecukupan modal (CAR) dari
PT BPR Primanadi, yaitu sebagai berikut :
CAR = Rp.
8.477.311/49.347.362 x 100 % =
17,18 %.
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai CAR PT BPR Primanadi
sebesar 17,18 % yang berarti bahwa PT
BPR Primanadi telah memenuhi syarat rasio kecukupan modal yaitu melebihi
persyaratan lebih dari 8,0 %. Dari segi kecukupan modal, PT BPR Primanadi
dikategorikan sebagai BPR yang sehat.
b.
Faktor Kualitas Asset
Dilihat dari kualitas asset, maka PT BPR Primanadi memiliki aktiva
produktif, seperti dalam tabel 4 berikut :
Tabel 4 : Jumlah Aktiva Produktif PT BPR Primanadi, tahun 2008.
No
|
Uraian
|
Jumlah ( Rp. 000)
|
1
|
Antar Bank
Aktiva (ABA)
|
14.060.406
|
2
|
Jumlah Kredit
(JK)
|
|
- Lancar (L)
|
45.736.287
|
|
- Kurang
Lancar (KL)
|
403.580
|
|
- Diragukan
(D)
|
111.995
|
|
- Macet
|
172.705
|
|
Jumlah Aktiva Produktif (JAP)
|
60.484.973
|
Sumber : PT BPR Primanadi,
2009.
Berdasarkan data di atas, untuk menghitung kualitas aktiva produktif
maupun Non Performing Loan (NPL), dilakukan sebagai berikut :
Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) = (50%x KL+75%xD +
100%xM)
APYD = Rp. 201.790
+ Rp.83.996 + Rp.172.705 = Rp.
458.491
KAP = APYD/JAP x 100 %
= Rp. 458.491/Rp. 60.484.973 x 100 %
= 0,76
Dengan melihat hasil perhitungan KAP dihubungkan dengan indikator
kesehatan bank, maka nilai KAP PT BPR Primanadi = 0,76, tergolong sebagai b BPR
yang sehat.
Adapun nilai NPL = (KL + D + M) / JK x 100 %
NPL =
Rp.688.280/Rp. 46.424.567 x 100 % = 1,48
%.
Dilihat dari persyaratan NPL yang lebih kecil dari 5 %, maka PT BPR
Primanadi dapat dikategorikan sebagai BPR yang sehat.
c.
Faktor Rentabilitas
Dalam faktor rentabilitas, akan dihitung dua rasio, yaitu rasio
biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO), serta Return on Asset (ROA). Penentuan BOPO dan ROA
pada PT BPR Primanadi, berdasarkan pada data tabel 5 berikut :
Tabel 5 : Biaya, Pendapatan Operasional dan Laba pada PT BPR
Primanadi, Th 2008.
No
|
Uraian
|
Jumlah ( Rp. 000)
|
1
|
Biaya
Operasional
|
7.374.836
|
2
|
Pendpatan
Opeasional
|
10.533.078
|
3
|
Laba/Rugi
Tahun Berjalan Sblm Pajak (EBT)
|
3.256.799
|
4
|
Rata-rata
total aktiva
|
71.208.467
|
Sumber : PT BPR PRIMANADI,
TH. 2009
Dari data di atas, maka rasio BOPO maupun ROA dapat dihitung sebagai
berikut :
BOPO = Rp. 7.374.836/Rp. 10.533.078 x
100% = 70,02.
ROA = Rp. 3.256.799/Rp. 71.208.467 x
100% = 4,57
Dilihat dari kedua indikator tersebut di atas, maka PT BR Primanadi
dikategorikan BPR yag sehat, karena kedua hasil perhitungan BOPO maupun ROA
menunjukkan indikator yang melampaui persyaratan bank yang sehat.
d.
Faktor likuiditas
Dari sisi likuiditas, juga akan diukur dua indikator, yaitu rasio
kas (Cash Ratio) dan loan to deposit ratio (LDR). Adapun data untuk menghitung
kedua indikator tersebut disajikan pada
tabel 6 berikut ini :
Tabel 6 : Jumlah Alat likuid, Kewajiban Lancar, Dana Pihak Ketiga,
Jumlah Kredit yang Disalurkan dan Jumlah Dana pada PT BPR Pimanadi, Tahun 2008.
No
|
Uraian
|
Jumlah ( Rp. 000)
|
1
|
Kas
|
46.657
|
2
|
Antar Bank
Aktiva (ABA)
|
50.225
|
3
|
Tabungan
|
1.723.993
|
4
|
Jumlah Alat
Likuid
|
1.820.875
|
5
|
Kewajiban
Lancar/Segera
|
369
|
6
|
Dana Pihak
Ketiga
|
51.305.279
|
Jumlah
Kewajiban Lancar
|
51.305.648
|
|
7
|
Jumlah Kredit
yang Disalurkan
|
46.424.567
|
8
|
Jumlah Dana
(Tab, Dposito, Modal Inti)
|
59.553.909
|
Sumber : PT BPR Primanadi, ahun 2009.
Berdasarkan data di atas, maka Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio
pada PT BPR Primanadi dapat dihitung, sebagai berikut :
Cash Ratio = Jml Alat Likuid/Jml Kewajiban lancer x 100 %
Cash Ratio = Rp. 1.820.875/Rp. 51.305.648 x 100 %
= 3,55 %
LDR
= Jml Kredit yg disalurkan/ Jml Dana
x 100%
LDR
= Rp. 46.424.567 / Rp.
59.553.909 x 100 % =
77,95 %
Dari kedua indikator di atas, ternyata PT BPR Primanadi menunjukkan
bahwa indikator cash rationya berada pada kategori cukup sehat, sedangkan
untuk LDR pada kategori sehat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil perhitungan kinerja keuangan PT BPR Primanadi per 31 Desember
2008, dapat disimpulkan bahwa PT BPR Primanadi dikategorikan sebagai BPR yang
sehat, karena dari 7 rasio yang dihitung
dengan metode CAEL, 6 rasio berada pada kategori sehat dan hanya 1 rasio, yaitu
rasio kas (cash ratio) berada pada kategori cukup sehat.
Saran
Dengan melihat hasil analisis
terhadap kinerja keuangan PT BPR Primanadi pada tahun buku 2008, maka dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut :
a.
PT BPR Primanadi diharapkan
terus mempertahankan kinerja keuangannya selama ini dengan terus meningkatkan
profesionalitas sumber daya manusia pengelola BPR tersebut untuk menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.
b.
Mengingat nilai cash ratio termasuk kategori cukup sehat,
maka indikator ini perlu ditingkatkan lagi agar semua indikator pada kinerja
keuangan khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank tetap terjaga
dengan baik.
Related Posts :
- Back to Home »
- MK »
- ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN BANK ( TKS ) PADA PT BPR PRIMANADI, TAHUN 2008.*