Sasuke's Mangekyō Sharingan

Archive for November 2013

Abstrak.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang keuangan yang melaksanakan kegiatan usaha perbankan secara konvensioal atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR sebagai  lembaga keuangan merupakan lembaga kepercayaan, karena  merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary), antara pihak yang kelebihan dana yang mempercayakan pengelolaan dananya kepada BPR untuk menyalurkannya kepada pihak yang memerlukan dana berupa kredit. Sebagai lembaga kepercayaan  masyarakat,  BPR  harus meningkatkan kinerja keuangannya dari  waktu ke waktu, karena hanya dengan memiliki kinerja yang baik, maka lembaga perbankan khususnya BPR akan terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, khususnya dalam menyimpan kelebihan dana yang dimiliki oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kesehatan PT BPR Primanadi dengan menganalisis kinerja keuangannya berdasarkan metode CAEL.  Dengan metode penelitian deskriptif dan metode  pengumpulan data secara kasus, serta cara analisis dengan menghitung rasio-asio keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan bank tersebut, diperoleh hasil bahwa PT BPR Primanadi merupakan BPR yang masuk kategori sehat, dengan melihat indikator-indikator rasio keuangannya, seperti CAR yang sebesar 17,18 %;  rasio KAP  sebesar 0,76 %; rasio NPL sebesar 1,48 %; rasio BOPO sebesar 70,02 %; rasio ROA sebesar 4,57 %;  rasio kas (cash ratio) sebesar 3,55 % dan rasio LDR sebesar 77,95 %.. Dari rasio-rasio tersebut hanya rasio kas (cash ratio) yang berada pada kategori cukup sehat, sedangkan rasio-rasio yang lain telah melampaui persyaratan sebagai bank yang sehat. Dari hasil penilaian inerja keuangan tersebut, disarankan agar PT BPR Primanadi terus mempertahankan predikat bank yang sehat, dan ke depan agar berusaha meningkatkan rasio kasnya agar semua indicator kesehatan bank dapat terpenuhi sehingga PT BPR Primanadi menjadi lembaga keuangan mikro yang dapat dipercaya oleh masyarakat.


LAPORAN KEUANGAN BANK DAN RASIO KEUANGAN BANK
Untuk mengetahui kesehatan bank dan mengetahui kondisi keuangan bank dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh bank secara periodik. Dalam laporan keuangan yang dibuat bank menggambarkan kinerja bank selama periode tertentu. Pengolahan laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Analisis yang digunakan dalam hai ini menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu:
  1. Rasio likuiditas
  2. Rasio solvabilitas
  3. Rasio rentabilitas.
Penjelasan
RASIO LIKUIDITAS
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka semakin likuid. Perhitungan rasio likuiditas dengan cara:
  1. Quick Ratio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada para deposan (pemilik giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid.
Rumus :                QR = (Cash asset) / (Total Deposit) x 100% 
  1. Investing Policy Ratio (mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi SB)
Rumus :                IPR = (Securities) / (Total deposit) x 100%
  1. Banking Ratio ( mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimilki).
Catatan: semakin  tinggi rasio ini  maka semakin rendah tingkat likuiditas bank.
Rumus :                BR = (Total Loans) / (total deposit) x 100%
  1. Assets to Loan Ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki bank
Catatan: semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat likuiditas bank.
Rumus :                ALR = (Total Loans) / (Total Assets) x 100%
  1. Cash Ratio (mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid bank.
Rumus :                CR = (liquid assets) / (short term borrowing) x 100%
  1. Loan to Deposit Ratio (mengukur komposisi kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri.
Catatan :Besarnya LDR menurut aturan pemerintah maksimum 110%    
Rumus :                LDR = (total Loans) / (total deposit + equity) x 100%
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada Era Globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya agar dapat bertahan hidup. Tuntutan dapat berasal dari pelanggan yaitu tentang mutu pelayanan dan kepuasan standar global yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Untuk itu perusahaan harus berusaha untuk mendapat penilaian yang baik dari pihak luar perusahaan baik dalam hal keuangan, pelayanan kepada konsumen, maupun kerapian dalam administrasi agar mendapat kepercayaan dari mereka.
Laporan keuangan perusahaan merupakan suatu deskripsi usaha yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan yang merupakan umpan balik atas segala apa yang telah dilakukan dan imbasnya terhadap perusahaan. Pimpinan Perusahaan atau manajer sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan maka manajer dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan dari waktu yang terdahulu maupun waktu yang sedang berjalan. Dengan menganalisis data keuangan tahun-tahun yang lalu maka dapat diketahui kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil analisis historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan yang akan di lakukan di waktu yang akan datang.
clip_image001Selain manajemen, kreditur dan investor juga berkepentingan atas laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit dan penanaman modal. Kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui besarnya aktiva yang akan digunakan sebagai jaminan dalam pemberian kredit. Kreditur jangka pendek berkepentingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban yang harus segera dipenuhi, dengan dana yang bersumber dari aktiva lancarnya. Investor berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan keputusan penanaman modal (Bambang Riyanto, 2001).
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, diperlukan adanya ukuran atau standar tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio adalah gambaran suatu hubungan dari dua unsur (suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain) secara sistematis sehingga dapat diketahui deskripsi tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka standar (Bambang Riyanto, 2001).
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan hasil kecenderungan atau trend dan untuk mengetahui apakah keadaaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan : memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya (Djarwanto, 2001). Sedangkan analisis rasio keuangan sangat diperlukan bagi penilaian prestasi yang telah dilakukan oleh sebuah perusahaan. Dengan dilakukan analisis rasio keuangan ini, diharapkan dapat membantu dalam mengadakan analisis kondisi intern perusahaan pada umumnya dan kondisi keuangan pada khususnya.

ANALISIS RASIO KEUANGAN

Sabtu, 09 November 2013
Posted by Unknown
Tag :
Sebagai dosen pembina mata kuliah Credit Analysis, perlu sebelumnya mahasiswa mengetahui apa itu Analisis Rasio Keuangan ( perorangan, perusahaan ).
A. Pengunaan Analisis Rasio Keungan:
Laporan keungan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keungannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan , terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri.
Dengan menggunakan analisis rasio akan membantu stakeholder dalam hal :
• Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
• Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan.
• Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan
Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan hubungan diantara angka-angka tertenntu. Dalam analisis keuangan angka-angka berasala dari data-data keuangan, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan
Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan, yaitu :
1. Dengan cara membandingkan rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis/industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.
2. Dengan cara membandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio dari waktu-waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama, cara ini akan membrikan informasi rasio dari waktu kewaktu sehingga dapat diketahui perkembangannya dan untuk proyeksi dimasa yang akan datang.
Adapun kelompok-kelompok rasio yang digunakan dalam analis laporan keuangan disesuaikan dengan kepentingan pihak kreditur, investor dan manajemen secara umum berdasarkan : 1) Rasio leverage, 2) Rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Disamping itu ada pengelompokan rasio dengnan cara lain yaitu : 1) Rasio-rasio neraca,
2) Rasio laporan rugi laba,
3) dan rasio gabungan antara neraca dan rugi laba (Hampton, 1995).

MANFAAT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Kamis, 07 November 2013
Posted by Unknown
Tag :
Pengertian Analisa laporan keuangan

Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. 

Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun  kali ini kita menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.

Arti penting analisis laporan keuangan

Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
  1. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier.
  2. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
  3. Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
  4. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
  5. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja

MACAM-MACAM ANALISIS LAPORAN KEUANGAN : 


  • Analisis Time Series dan Cross Sectional :
  1. Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode.
  2. Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.


  • Analisis Commond Size dan Analisis Index 
  1. Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen laporan keuangan dengan command base-nya. 
  2. Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut

MANFAAT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN :


Laporan Keuangan memberikan manfaat ke banyak pihak yang terbagi dalam 2 kelompok, pihak internal dan eksternal.



  • INTERNAL :
  1. Pengelola (direksi & manajemen), Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, evaluasi usaha yang sedang berjalan, melakukan budgeting dan kontrol internal.
  2. Karyawan, Karyawan  akan tertarik dengan informasi keuangan yang terkait dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah perusahaan mampu memberikan balas jasa dan menyediakan kesempatan bekerja dan berkarir untuk jangka waktu yang lama.


  • EKSTERNAL :
  1. Investor/owner, Investor atau owner berkepentingan dengan informasi yang berhubungan dengan resiko yang terkait dengan investasi modal.
  2. Pemberi Pinjaman, Pihak yang memberi pinjaman berkepentingan dengan informasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang beserta bunganya dengan tepat waktu. Laporan keuangan dapat membantu mereka untuk menentukan besar plafon, bunga dan jangka waktu yang diberikan.
  3. Supplier (Optional) ,Pihak supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya berkepentingan dengan informasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya. Informasi tersebut akan membantu supplier untuk menentukan jumlah piutang yang diberikan dan jangka waktunya.
  4. Pelanggan (Optional), Pelanggan memerlukan informasi yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaan, terutama pelanggan yang melakukan kerjasama jangka panjang. Pelanggan yang loyal membutuhkan hubungan jangka panjang dan langgeng.
  5. Pemerintah, Bagi pemerintah, mereka dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar pajak. 
source: http://www.patar-lumbantoruan.com/2013/04/manfaat-analisis-laporan-keuangan.html#.Untc7aPrw0M
5. Pengenalan Rasio Keuangan Bank
Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Oleh karena itu penganalisa harus mampu menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor di masa mendatang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.

Landasan Teori
Pengertian rasio keuangan menurut Van Horne dan Wachowizs(1997:133) yaitu:
“Indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.”

Menurut Bambang Riyanto (2001:329) mengenai definisi rasio keuangan yaitu:
“Rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam datafinansial.”

Menurut S. Munawir (2007:65) analisis rasio keuangan adalah:
“Suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.”
Pengertian analisis rasio keuangan menurut Weston (1995:225) adalah:
“Analisis rasio keuangan memberikan kerangka hubungan antar pos-pos neraca dan perhitungan laba rugi, memungkinkan seseorang menelusuri sejarah suatu perusahaan dan menilai posisi keuangannya saat ini, serta memungkinkan bagi manajer keuangan memperkirakan reaksi kreditur atau investor terhadap keadaan keuangan perusahaan dan dengan demikian dapat mancari cara-cara yang tepat untuk mendapatkan dana.”

Menurut Agus Sartono (2001:113) yang dimaksud dengan analisa rasio keuangan adalah:
“Dasar untuk menilai dan mengarahkan prestasi operasi perusahaan.Disamping itu, analisa rasio keuangan juga dapat dipergunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan pengendalian keuangan.”
Menurut Bambang Riyanto (2001:329) penganalisa finansial dalam mengadakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara pembandingan, yaitu:
1. Pembandingan present ratio dengan rasio-rasio semacam di waktu-waktu yang lalu (rasio historis) dari perusahaan yang sama.
2.Pembandingan antara rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan-perusahaan atau industri lain yang sejenis (rasio rata-rata atau rasio industri).

5.1. Legal Reserve Requirement (LRR)
Legal Reserve Requirement (LRR) adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk menysihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada bank Indonesia.

5.2. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.
pengertian lainnya LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwasuatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau realtif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999:23). LDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.

5.3. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR(Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.

5.4. Perhitungan Legal Lending Limit (LLL)
Perhitungan Legal Lending Limit (LLL) adalah faktor Permodalan (Capital), Kualitas Aktiva Produktif (Asset), Manajemen, Rentabilitas (Earning) dan Likuiditas. Analisis ini dikenal dengan istilah Analisis CAMEL :
- ASPEK PERMODALAN (CAPITAL)
Penilaian pertama adalah aspek permodalan, dimana aspek ini menilai permodalan yang dimiliki bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan paa CAR (Capital Adequacy Ratio) yang ditetapkan BI, yaitu perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.
-  ASPEK KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (ASSET )
Aktiva produktif atau Productive Assets atau sering disebut dengan Earning Assets adalah semua aktiva yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk dapat memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.
-  ASPEK KUALITAS MANAJEMEN (MANAGEMENT)
Aspek ketiga penilaian kesehatan bank meliputi kualitas manajemen bank. Untuk menilai kualitas manajemen akan mengajukan 250 pertanyaan yang menyangkut manajemen bank yang ebrsangkutan. Kualitas ini juga akan melihat dari segi pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani bebagai kasus yang terjadi.
-  ASPEK RENTABILITAS (EARNING)
Penilaian aspek ini diguankan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Penilaian ini meliputi ROA atau Rasio Laba terhadap Total Aset, dan Perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO).
- ASPEK LIKUIDITAS (LIKUIDITY)
Aspek kelima adapah penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu bank dukatakan likuid, apabila bank yangbersangkutan mampu membayar semua hutangnya, terutama hutang-hutang jangka pendek. Selain itu juga bank harus mampu memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.

5.5. Non Performing Loan (NPL)
Non performing loan  adalah kredit yang masuk ke dalam kualitas kredit
kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh
Bank Indonesia (SE No. 7/3/DPNP). NPL yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan angka perubahan NPL bulan Desember 2008 dan Januari 2009, dengan
kategori 1 = meningkat, 0 = menurun atau tetap.
Variabel Kebijakan Bank Indonesia (KBI) mempengaruhi NPL secara signifikan. KBI No. 7 Tahun 2005 menyebutkan bahwa adanya pengharusan dilakukannya penyeragaman penilaian dan pengategorian kualitas aktiva produktif oleh bank. Hasil pengolahan nilai signifikansi variabel KBI adalah 0,016. Hal ini berarti KBI signifikan mempengaruhi NPL pada tingkat kepercayaan 95% karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan terjadi perbedaan yang nyata antara NPL setelah diterapkannya KBI dengan NPL sebelum diterapkannya KBI.

5.6. Net Interest Margin (NIM)
marjin bunga bersih (NIM) adalah ukuran perbedaan antara bunga pendapatan yang dihasilkan oleh bank atau lembaga keuangan lain dan nilai bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman mereka (misalnya, deposito), relatif terhadap jumlah mereka (bunga produktif ) aset. Hal ini mirip dengan margin kotor perusahaan non-finansial.
Hal ini biasanya dinyatakan sebagai persentase dari apa lembaga keuangan memperoleh pinjaman dalam periode waktu dan aset lainnya dikurangi bunga yang dibayar atas dana pinjaman dibagi dengan jumlah rata-rata atas aktiva tetap pada pendapatan yang diperoleh dalam jangka waktu tersebut (yang produktif rata-rata aktiva).

 source: http://alvinheadhunters.wordpress.com/2012/05/28/pengenalan-rasio-keuangan-bank/

JURNAL MK

Posted by Unknown
Tag :

Analisis Laporan Keuangan

Selasa, 05 November 2013
Posted by Unknown
Tag :


 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan. Sedangkan menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.
Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.
2.      Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.
3.      Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

Contoh Analisa Keuangan Perusahaan

Senin, 04 November 2013
Posted by Unknown
Tag :

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

A. Pendahuluan
Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari keadaan fisiknya saja, misalnya dilihat dari gedung, pembangunan atau ekspansi. Faktor terpenting untuk dapat melihat perkembangan suatu perusahaan terletak dalam unsur keuangannya, karena dari unsur tersebut juga dapat mengevaluasi apakah kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum, mengingat sudah begitu kompleksnya permasalahan yang dapat menyebabkan kebangkrutan dikarenakan banyaknya perusahaan yang akhirnya gulung tikar karena faktor keuangan yang tidak sehat.
Analisis keuangan pada dasarnya ingin melihat prospek dan risiko perusahaan. Prospek bisa dilihat dari tingkat keuntungan (profitabilitas) dan risiko bisa dilihat dari kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau mengalami kebangkrutan.

B. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
 Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu (Erich A Helfert, 1996: 87). Tujuan analisis rasio keuangan adalah untuk mengetahui hubungan-hubungan antara pos-pos neraca dan laba rugi dan merupakan alat untuk mengukur kemampuan dan kelemahan suatu perusahaan berdasarkan dari data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Jenis-jenis rasio keuangan:
1. Likuiditas
Menurut SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992, likuiditas merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Likuiditas (Riyanto, 1995: 25) adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan.
Suatu perusahaan yang mempunyai kekutan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid.
Variabel likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio (CR). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.
2. Current Ratio
Untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat-alat likuid yang dimilikinya. Alat Likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia.
3. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998: 130). Jumlah laba bersih sering dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi.
4. Solvabilitas
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan (Riyanto, 1995: 32). Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek dan jangka panjang).
Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya, tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya perusahaan yang insolvabel (tidak solvabel) tidak dengan sendirinya bahwa perusahaan tersebut adalah juga likuid.
Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas terdapat 4 kemungkinan yang dapat dialami perusahaan yaitu (Riyanto, 1995: 32):
a. Perusahaan yang likuid tetapi insolvable.
b. Perusahaan yang likuid dan solvable.
c. Perusahaan yang solvabel tetapi illikuid
d. Perusahaan yang insolvabel dan illikuid

Analisis Rasio

Posted by Unknown
Tag :

Analisis rasio digunakan untuk membuat perbandingan antar waktu (rasio horizontal) atau antar perusahaan (rasio perusahaan dibandingkan dengan rasio industry = rasio vertical).
Saat kita mengamati setiap rasio, kita harus bertanya : apa yang berusaha diukur rasio tersebut dan mengapa informasi itu penting?
Rasio digunakan baik untuk keperluan internal (manajemen perusahaan) maupun eksternal (pemegang saham, pemasok, pembeli, pemerintah termasuk pajak dan BPS, kreditur, investor, karyawan dll)
Kategori Rasio Keuangan
1.       Short-term solvency or liquidity ratios (rasio likuiditas).
Sesuai dengan namanya short-term solvency dimaksudkan untuk menyediakan informasi mengenai tingkat likuiditas perusahaan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar tagihan-tagihan jangka pendek tanpa mengalami masalah keuangan. Dengan demikian, rasio ini berfokus pada aset lancar dan likuiditas jangka pendek. Rasio likuiditas terutama menarik bagi para kreditur jangka pendek. Mengingat para manajer keuangan terus berhubungan dengan bank dan kreditur jangka pendek lainnya, pemahaman atas rasio ini sangat penting. Semakin tinggi nilai rasionya, akan semakin baik tingkat likuiditas perusahaan. Namun angka rasio likuiditas yang terlalu tinggi, akan berakibat sebaliknya terhadap rasio profitabilitas (keuntungan).
2.       Long-term solvency or financial leverage ratios (rasio solvabilitas / pengungkit)
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan jangka panjang perusahaan dalam memenuhi kebutuhan / kewajiban jangka panjangnya terutama terhadap pinjaman jangka panjang. Pengungkit (leverage) adalah istilah yang digunakan untuk pinjaman. Karena bila perusahaan hanya menggunakan modal sendiri dalam beraktivitas (operasinya), maka akan membutuhkan waktu lama untuk mencapai target pertumbuhan yang dikehendaki. Untuk itu , sepanjang dapat mengendalikan tingkat resiko yang timbul dari pinjaman (berupa pembayaran bunga yang tetap harus dibayar walau perusahaan menderita kerugian), maka perusahaan dapat menggunakan pengungkit untuk mendongkrak kinerjanya.
Semakin tinggi rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban keuangan jangka panjangnya.
3.       Asset management or turnover ratios (rasio aktivitas)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan aset perusahaan sehingga disebut juga sebagai asset utilization ratios. Rasio ini dapat diartikan sebagai ukuran terhadap omzet (turnover/sales). Jadi rasio ini dimaksudkan untuk memberi gambaran seberapa efisien dan intensif perusahaan menggunakan aset-asetnya untuk menghasilkan penjualan.
Semakin besar rasio turnover semakin baik, karena hal ini berarti perusahaan dapat memanfaatkan asetnya lebih optimal (perusahaan semakin sering menggunakan aset-asetnya). Contoh : perputaran persediaan 6 kali (dalam setahun) lebih baik dibanding dengan perputaran persediaan 5 kali.
Ada perusahaan-perusahaan yang memang sengaja mengambil keuntungan tipis namun dalam jumlah transaksi yang sering sehingga secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan tersebut akan memperoleh keuntungan yang besar. Contoh : pasar swalayan.
Rasio ini bisa juga dinyatakan dalam ukuran waktu. Kebalikan dengan ukuran turnover (perputaran aset), semakin lama waktu aset tersebut berputar (digunakan dalam 1 siklus usaha), maka semakin buruk efisiennya. Contoh : umur piutang yang lamanya 6 bulan kurang efisien dibanding dengan umur piutang yang 3 bulan.
4.       Profitability ratios / measures (rasio profitabilitas / rentabilitas)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan aset-asetnya dan mengelola usahanya sehingga menghasilkan laba bersih (bottom line).
Semakin tinggi nilai rasionya, berarti kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih semakin baik, tentunya ini berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.
5.       Market value ratios (rasio nilai pasar)
Rasio ini untuk mengetahui nilai pasar per lembar saham dari perusahaan. Rasio ini hanya dapat digunakan untuk perusahaan yang telah menjual sahamnya di pasar modal (perusahaan terbuka / emiten). Semakin tinggi nilainya, berarti masyarakat semakin mempercayai perusahaan tersebut.


Pengertian
Analisa rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh dana.

Contoh Perhitungan Rasio Rentabilitas, Solvabilitas, dan Likuiditas

1. Laporan Neraca Konsolidasian PT. Telekomunikasi Tbk. Dan Anak Perusahaan.







Laporan Laba Rugi PT Telekomunikasi Tbk.

  


1. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan.
Analisis keuangan, yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa mendatang. Dengan analisis keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh seorang busines enterprise. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat tercapai. Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan kedalam setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Disamping itu analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti bank, untuk menilai apakah cukup beralasan(layak) untuk memberikan tambahan dana atau kredit baru, calon investor untuk memproyeksikan prospek perusahaan dimasa datang(R. Agus Sartono, 1994 : 119 – 120).

2. Kelemahan Analisis Rasio Keuangan.
Menurut Teuku Mirza dan Imbuh S(1999), ada beberapa kelemahan dari rasio keuangan :
(1) Adanya distorsi karena laba yang dimasukkan tidak memasukkan unsur biaya modal ekuitas.
(2) Laporan keuangan dari suatu perusahaan yang memiliki sejumlah divisi dari industri yang berlainan akan sulit dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan data suatu industri.
(3) Terjadinya distorsi karena pengaruh inflasi dan penggunaan data historis dalam akuntansi.
(4) Laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh catatan atas laporan keuangan. Informasi ini harus dicermati karena mungkin memuat potensi masalah yang dapat sangat mempengaruhi kondisi keuangan suatu perusahaan.
(5) Kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisa. Misalkan, quick rqtio yang tinggi apakah bagus karena kuatnya likuiditas perusahaan. Atau, justru jelek karena perusahaan memegang kas yang berlebih yang justru tidak produktif.
(6) Perbedaan dalam perlakuan akuntansi dapat menimbulkan distorsi dalam membandingkan rasio.
(7) Adanya praktek window dressing tentunya membuat laporan keuangan terlihat bagus.

source : http://gudangartikelpendidikan.blogspot.com/2011/11/keunggulan-dan-kelemahan-analisis-rasio.html



BAB I
PENDAHULUAN
            Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsure-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
            Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal :
1.      Menentukan dengan jelas tujuan analisis
2.      Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut
3.      Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan
Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah diatas,baru kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis seperti rasio-rasio keuangan atau rasio-rasio lainnya.
Welcome to My Blog

- Copyright © CERTAIN FINANCE -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -