Posted by : Unknown
Rabu, 30 Oktober 2013
Pengertian
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah
penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur
lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut
dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis
laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu
digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang
keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis)
Dalam Keown dkk tujuan dari analisis
ratio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan
oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.
Analisis
ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja
melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari
analisis atau pihak yang berkepentingan.
Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen
membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan
keuangan.
1. Rasio Likuiditas
Adalah menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio likuiditas terdiri dari :
a. Current Ratio
Current Ratio adalah perbandingan
antara aktiva lancar dan utang lancar (Miswanto dan Eko
Widodo, 1998, hal 83).
Rumus :
Current
Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar
Current ratio menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang
harus segera dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang
dimilikinya.
b. Cash Ratio (Ratio Immediate Solvency)
Aktiva perusahaan yang paling
likuid adalah kas dan surat berharga.
Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang jangka pendek dengan kas dan
surat berharga yang dapat segera diuangkan. Tidak
terdapat standar likuiditas untuk cash ratio sehingga
penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.
Rumus :
Cash
Ratio = Kas + Surat Berharga / Hutang Lancar
c. Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick ratio merupakan rasio
antara aktiva lancar sesudah dikurangi
persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan
besarnya alat likuid yang paling cepat
bisa digunakan untuk melunasi hutang
lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang
paling tidak lancar, sebab untuk menjadi
uang tunai (kas) memerlukan dua langkah
yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi
kas.
Rumus :
Quick Ratio = Aktiva Lancar
– Persediaan / Hutang Lancar
2 . Ratio Solvabilitas
Solvabilitas suatu perusahaan
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya apabila
sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu
dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).
Suatu perusahaan yang solvabel
belum tentu likuid dan sebaliknya sebuah
perusahaan yang insolvabel belum tentu ilikuid.
Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat
kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan yaitu :
a. Perusahaan yang likuid
tetapi insolvabel
b. Perusahaan yang
likuid dan solvabel
c. Perusahaan yang solvabel
tetapi ilikuid
d. Perusahaan yang insolvabel
dan ilikuid
Tingkat solvabilitas diukur
dengan beberapa rasio, yaitu :
a. Total Assets to Total Debt Ratio
Total Assets to total Debt
Ratio adalah ratio yang dihasilkan dengan
membandingkan jumlah aktiva (total assets) di
satu pihak dengan jumlah utang (total debt
dilain pihak).
Rumus :
Total Debt Ratio
= Total Hutang / Total Aktiva
b.Total Debt To Equity ratio
Rasio ini membandingkan modal
sendiri (Net worth) di satu pihak dengan
total hutang (Total Debt) di lain pihak.
Rumus :
Total Debt To Equity Ratio = Total
Hutang / Modal Sendiri
Makin kecil prosentase ratio ini
berarti makin cepat perusahaan menjadi insolvabel.
Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi hanya
dengan jalan penambahan modal sendiri dengan alternatif
sebagai berikut :
1. Menambah aktiva tanpa
menambah utang atau menambah aktiva relatif lebih
besar daripada bertambahannya hutang.
2. Mengurangi hutang
tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi
hutang relatif besar daripada berkurangnya
aktiva.
3. Rasio Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan
menunjukkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu (Bambang Riyanto, 1997, hal 35).
Adapun cara penilaian Rentabilitas
adalah :
a. Rasio Rentabilitas Ekonomi (Earning Power)
Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan
antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal
asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Bambang Riyanto,
1997, hal 36).
Modal yang diperhitungkan
untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah
modal yang bekerja didalam perusahaan (Operating
Capital / Assets). Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk
menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba
yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang
disebut laba usaha (Net Operating Income).
Rumus :
Rentabilitas Ekonomi = EAT
/ Total Aktiva
Tinggi rendahnya rentabilitas
ekonomi ditentukan oleh dua faktor yaitu :
- Profit Margin, yaitu perbandingan
antara “Net Operating Income”, dengan “Net Sales”,
perbandingan mana dinyatakan dalam persentase.
- Turnover of Operating Assets (Tingkat
perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya
operating asets dalam suatu periode tertentu.
b. Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering
juga dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan
antara jumlah laba yang tersedia bagi
pemilik modal sendiri disatu pihak dengan
jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak (Bambang Riyanto, 1997, hal 44).
Rumus :
Rentabilitas Modal Sendiri
= EAT / Modal Sendiri